URBAN WATER SECURITY DI KAWASAN PEMUKIMAN SUNGGAL
Kamis, 05 April 2001
Kota Medan
Pelaksanaan program Urban Water Security yang dilaksanakan dalam berbagai program pengembangan dan pembinaan masyarakat bantaran sungai Sunggal dikelurahan Sunggal, Kotamadya Medan, untuk beberapa fokus kegiatan utama yaitu, 1.) Studi perencanaan. 2.) Pelatihan Manajemen Kelompok. 3.) Pelatihan Pengelolaan Instalasi Air bersih
Dimana dalam pelaksanaannya, Suluh Muda Indonesia ( SMI ) memfasilitasi rencana pelaksanaan program Urban Water Security kepada komunitas masyarakat Sunggal melalui Serikat Perempuan Sunggal, sebagai organisasi masyarakat dampingan yang akan menjadi mitra dalam usaha membangun partisipasi warga untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam hal jaminan keberlangsungan pengelolaan dan keberadaan air bersih bagi masyarakat ekonomi menengah kebawah di Lingkungan X dan XI.
Berdasarkan hasil assesment di kawasan daerah dampingan SMI yang berlokasi di Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera – Utara, mayoritas masyarakatnya hidup di bawah garis kemiskinan, dimana sekitar 70 % dari ± 500 KK jumlah masyarakat, menghidupi keluarganya dengan bekerja sebagai buruh harian lepas di pabrik – pabrik dan sebagian lagi berprofesi sebagai pembantu rumah tangga, dengan pendapatan rata – rata Rp.10.000 / hari.
Tenaga produktif menganggur mencapai 85 %, yang berakibat pada tingkat pendidikan yang rendah, dimana 50 % anak – anak di kawasan tersebut hanya menyelesaikan pendidikan setingkat Sekolah Dasar ( SD ) dan 25 % Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama ( SLTP), dan hanya sekitar 10 % anak – anak yang menyelesaikan pendidikan setingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas ( SLTA ), dan angka ini bisa bertambah setiap tahunnya dan tentunya hal ini membawa akibat, pada pola kehidupan sosial masyarakat di kawasan.
Beberapa kemajuan positif yang dihasilkan adalah :
Studi perencanaan yang bertujuan untuk melakukan study analisa yang lebih dalam untuk melihat potensi masyarakat dalam nilai – nilai partisipasi luas masyarakat dalam hal pemahaman tentang kebutuhan kesehatan lingkungan dan air bersih secara kolektif, dan juga pemetaan fisik dan menyusun rencana pengembangan dan pengelolaan instalasi air bersih dan mensosialisasikan program kegiatan Urban Water Security sebagai aspek-aspek teknis.
Pelatihan Manajemen Kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas organisasi masyarakat dan Sumber Daya Masyarakat, sebagai bentuk kelembagaan ekonomi – social masyarakat, dalam upaya membangun gambaran-gambaran umum tentang pengelolaan sebuah kawasan pemukiman, yang akan mendasari evaluasi menyeluruh tentang Serikat Perempuan Sunggal dalam mengelola lingkungan
Pelatihan Pengelolaan Instalasi Air Bersih dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang manfaat air bersih dan sehat, serta tersusunnya rencana pengembangan instalasi Air bersih dengan dukungan PDAM Tirtanadi.
Beberapa hal diatas sangat erat hubungan dan kaitannya dengan program Urban Water Security secara menyeluruh, tiga kegiatan diatas sebagai fondasi dan dasar bagi program maupun kegiatan selanjutan di Kawasan Pemukiman Sunggal.
Indikator keberhasilan
Tersusunnya perencanaan menyeluruh dalam pengembangan Urban Water Security dan analisa berbagai aspek-aspek ikutan untuk menjamin keberhasilan program, mulai munculnya kesadaran kolektif melalui peranan Serikat Perempuan Sunggal (SPS) dan juga kelompok masyarakat lainnya secara partisipatif untuk dapat mendorong kesejahteraan keluarga dan penatagunaan lingkungan yang bersih dan sehat.
Berkembangnya kesadaran dari masyarakat tentang manfaat air bersih dan sehat dengan mengurangi secara bertahap ketergantungan air untuk kebutuhan rumah tangga dan MCK dari sungai. Dengan mulai tersusunnya rencana pengelolaan dan pendistribusian air besih di tingkat masyarakat.
Profil SERIKAT PEREMPUAN SUNGGAL (SPS) - MEDAN, awal terbentuknya Serikat Perempuan Sunggal ( SPS ) dikarenakan adanya banjir Bandang yang melanda Sunggal pada tahun 2001 yang banyak menimbulkan korban jiwa dan menghancurkan rumah-rumah penduduk, banyak masyarakat yang menjadi korban banjir ini yang nasibnya tidak menentu karena tidak adanya kepedulian dari pemerintah setempat, namun sempat ada harapan bagi masyarakat ini karena pemerintah melalui Menteri Sosial mengeluarkan kebijakan akan memberikan dana bantuan kepada masyarakat yang tertimpa musibah banjir Bandang.
Tetapi kenyataan dilapangan dalam menyalurkan dana bantuan tersebut terjadi kecurangan dan penyelewengan dana bantuan social, dimana dalam pembagiannya tidak merata. Karena tidak meratanya penyaluran bantuan tersebut dan terdapat korupsi dari tingkat panitia sampai Walikota Medan dan tidak terbukaannya apa maksud dari dana tersebut di berikan kepada masyarakat, yang lebih menyakitkan kurangnya perhatian dari pemerintah. Maka kami yang tinggal di Lingkungan X ( Pantai Harapan ) dan XI ( Lembah Berkah ) Kelurahan Sunggal ini berkumpul dan mencari jalan keluar bersama.
Pada Tanggal 17 Maret 2001 kami sepakat untuk membentuk suatu organisasi yang kami beri nama Serikat Perempuan Sunggal ( SPS ). Yang kebanyakan anggotanya adalah perempuan. Kami berkumpul dan bermusyawah untuk bertukar pikiran mengenai nasib dan keadaan kami saat itu.
Maka kami merasa perlu untuk meminta bantuan kapada Pemerintah yang memang menjadi hak kami sebagai Warga Negara Indonesia.
Kami menuntut atas ketidak adilan yang kami rasakan saat itu. Selama kami berorganisasi kami telah mengikuti beberapa Pelatihan-Pelatihan dan Kongres yang di dampingi Oleh Suluh Muda Inspirasi (SMI).