Diskusi Publik "Mata Air Indonesia Maju"
Minggu, 19 Juni 2022
Kota Medan
Oligarki Mengancam Demokrasi dan Kesejahteraan Rakyat
Dinasti politik melahirkan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) sehingga gagal menerjemahkan demokrasi pancasila/ demokrasi kerakyatan dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.
Diskusi bedah buku yang diadakan Suluh Muda Inspirasi dan Rumah Politik Kesejahteraan di area Foodcourt Gajah Mada, Medan.
Demokrasi indonesia ke depan butuh sosok pemimpian yang mau dan bisa menarik diri dari lingkaran oligarkisme, Dibutuhkan pemimpin yg bebas dari praktek oligarki, sementara itu sumberdaya indonesia perlu dikelola secara bersama dan bukan hanya dikuasasi oleh korporasi dan monopoli oligarki. Demokrasi Indonesia menghadapi tantangan luar biasa dari kekuatan oligarki.
Indonesia butuh terhubung lebih dalam dengan gagasan kemajuan, supaya bangsa ini terhubung dengan jalan pikiran, bukan hanya dengan infrastruktur.
Nilai infrastruktur budaya terabaikan dan menjelang tahun politik 2024 nanti, politisi butuh memiliki gagasan keindonesiaan yang inklusif dan maju.
Tantangan Oligarki
Hambatan demokrasi indonesia adalah kuatnya oligarki di indonesia, kelompok oligarki beradaptasi cepat dengan era keterbukaan dan bergerak atas nama kebebasan serta demokrasi prosedural.
Menkritik situiasi kelompok intelektual aktivis yang terkesan lebih sibuk dengan urusan gonta-ganti kekuasaan dan gimmick yang membuat demokrasi jadi prosedural.
Banyak yang lupa bahwa substansi utama dari konstitusi dan demokrasi adalah demokrasi ekonomi yang tidak hanya soal peluang yang sama tapi membangun kapasitas setiap orang agar sama, sebagai calon pemimpin harus memikirkan cara untuk lepas dari kekuatan serta pengaruh Oligarki di tengah politik berbiaya tinggi.
Buku "Mata Air Indonesia Maju" sendiri berisi 62 tulisan dengan beragam tema dan ide keindonesiaan masa depan . Pembaca disuguhi delapan tema meliputi soal: Ekonomi Inklusif-demokrasi ekonomi, SDM dan jaminan sosial untuk semua, hingga masalah Hak Asasi Manusia dan Tantangan dunia digital. Para penulis makalah dalam buku tersebut di antaranya adalah: Adriana Elisabeth, Alfrizal Malna, Arie Sujito, Dian Kartika Sari, Ester Jusuf, Teguh Dartanto, Lily Hikam, Binny Buchori, Timer Manurung, Hanif Dhakiri, Sugeng Bahagijo, Sudibyo Markus, Handrawan Nadesul, Laus Deo Calvin Rumayom, Teuku Kemal Fasya, Yanuar Nugroho, I Ngurah Suryawan, dll.
Dalam pengantarnya untuk buku tersebut, Indonesia masa depan harus dipandu dengan ide ide besar masa depan. Biarlah masa lalu berlalu. Biarlah masa lalu menjadi pengalaman dan pelajaran bagi kita semua. Ide ide besar masa depan itu adalah: bahwa setiap warga adalah penting dan harus dilindungi-dilayani setara, lepas dari kelas sosial, agama dan suku bangsanya. Sumberdaya perlu dikelola secara bersama dan bukan hanya dikuasasi oleh korporasi. Dan dengan cara itu, Indonesia berjuang keras untuk menghentikan kesenjangan-ketimpangansosial ekonomi.