Rehabilitasi Hutan Mangrove dan Peningkatan Taraf Kehidupan Masyarakat Sei Berombang Kabupaten Labuhan Batu
Selasa, 24 November 2009
Kabupaten Labuhanbatu
Kabupaten Labuhan Batu terletak diantara 1º26-2º11' LU dan 91º 01'-95º 53BT, secara administrasi terdiri dari 9 Kecamatan 75 Desa, 23 Kelurahan, Lokasi kegiatan program terletak di kelurahan sei berombang, desa sei sakat, desa wonosari, desa sei penggantungan dan desa sei tawar kecamatan panai hilir kabupaten labuhan batu ( pantai timur sumatera ) serta beberapa desa – desa lain yang terintegrasi secara kewilayahan dipesisir timur kabupaten Labuhan Batu yang terletak pada ketinggian rata – rata 0 - 360 m dpl.
Kawasan pesisir ini dulunya didominasi tanaman mangrove alami yang terdiri dari berbagai jenis mangrove seperti ; Avicennia alba, Aigeceras corniculatum, Bruguiera cylindrica, Bruguiera gymnorhyza, Bruguiera parviflora, ceriops tagal, derris heterophyla, Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, sarcolobus banksii, xylocarpus granatum dll. Kawasan pesisir ini juga dulunya merupakan habitat beberapa hewan seperti ; moluska, kepiting ( cleistocoeloma, macrophthalmus, metaplax, Ilyoplax, sesarma, Scylla dan Uca ), krustasea, arthropoda, amphibia, reptilia ( buaya muara, biawak, ular air, ular mangrove, ular tambak) , disamping berbagai jenis burung ; kuntul ( egretta spp ), bangau ( ciconiidae ), pecuk ( phalacrocoracidae), Raja udang ( alcedinidae ) dan berbagai jenis bangau. Dan berbagai jenis mamalia yang umum ditemukan; kelelawar ( pteropus sp ), berang-berang ( lutra perspicilata ) , lutung ( trachypithecus aurata ), monyet ekor panjang ( macaca fascicularis ) dll.
Berbagai jenis ikan juga terdapat di kawasan ini adalah; pari, gembung, teri, cumi, belanak, bawal, udang, kakap, tembilang, kerapuh, samge, senangin, gulama, ogak, kecepai, tongkol, dan banyak jenis ikan lainnya yang biasanya di olah oleh nelayan menjadi ikan rebus, ikan asin dan utamanya dijual dalam bentuk ikan segar kepada para tengkulak maupun tempat pelelangan ikan.
Namun saat ini seiring semakin sedikitnya kawasan pantai pesisir yang masih memiliki tanaman mangrove secara otomatis juga mengakibatkan semakin sulitnya habitat perkembangan dari berbagai jenis hewan diatas. Sehingga ancaman degradasi kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati juga semakin menjadi –jadi, karena hingga saat ini belum juga di temukan langkah efektif ataupun solusi untuk menanggulangi kerusakan ekologis yang semakin parah.
Pola produksi kehidupan masyarakat sangat cenderung seiring dengan kondisi alam dan lingkungannya, dan juga dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar wilayah pesisir pantai timur sumatera seperti Kelurahan Sei Berombang juga mengikuti kondisi ekosistemnya. Masyarakat pada wilayah ini termasuk dalam golongan masyarakat nelayan tradisional atau kecil yang menggantungkan kehidupan ekonominya dari hasil laut.
Hasil survey dan diskusi pada masyarakat, maka SMI menyimpulkan adanya beberapa masalah dengan tingkat ancaman yang berbeda-beda, masalah utama yang mempunyai ancaman tinggi adalah masih adanya penebangan kayu hutan mangrove dan kegiatan lain yang kurang sesuai prosedur serta relatif kurangnya tindakan reboisasi sebagai usaha perbaikan, ini merupakan masalah yang harus segera dicari solusinya. Selain itu ada masalah lain, seperti perubahan lahan persawahan yang ditanami dengan tanaman perkebunan seperti kelapa sawit oleh pemilik lahan masyarakat luar desa yang kedepannya dapat mengurangi luas hutan mangrove di pesisir kawasan tersebut, daerah desa yang berbatasan dengan laut lepas pada wilayah hutan yang rusak juga mengalami tingkat abrasi tinggi, ketersedian air bersih pada wilayah ini juga terancam oleh intrusi air laut, akibat tidak adanya pertahanan daratan dari lautan tersebut, maka dari itu SMI melalui program rehabilitasi hutan mangrove dan peningkatan taraf hidup masyarakat sei berombang mengajak masyarakat untuk terus berkontribusi dalam menjaga penghijauan bibir pantai.
Tujuan dan Keberlanjutan Masyarakat
Mengatasi maraknya perubahan kawasan hutan menjadi lahan budidaya baik pertanian dan perikanan yang diakibatkan oleh rendahnya kesadaran hukum, lemahnya kelembagaan lokal, kurangnya partisipasi masyarakat dan taraf kehidupan mereka.
Maka program ini bertujuan
1. Mencegah terjadi kerusakan mangrove yang semakin dan menyebabkan terjadinya perubahan komposisi ekosistem dan habitat yang mempengaruhi secara langsung pada ketersediaan produksi pangan nabati dan pemanasan global yang mengakibatkan terjadinya proses perubahan iklim.
2. Reboisasi ekosistem bakau yang berkelanjutan untuk menaikkan pendapatan ekonomi masyarakat karena sangat berhubungan dengan ekosistem kalautan yang menjadi mata pencaharian pokok masyarakat pesisir yang berprofesi sebagai nelayan.
3. Meningkatkan kapasitas organisasi lokal dan partisipatif masyarakat.
4. Rehabilitasi Kawasan Mangrove seluas 5 Ha (Pilot Project).
5. Peningkatan taraf hidup masyarakat di Sei Berombang.
Keberlajutan
1. Meningkatnya kapasitas organisasi lokal dan partisipatif masyarakat, seperti terbentuknya kelompok masyarakat seperti kelompok perempuan dan kelompok pemuda, adanya organisasi ditingkat masyarakat yang memiliki visi, misi dan rencana kerja yang jelas dan sosialisasi rencana kerja masyarakat serta berbagi pengalaman tentang pengelolaan kawasan desa pesisir.
2. Hasil Rehabilitasi Kawasan Mangrove seluas 5 Ha (Pilot Project)
Kawasan 5 Ha bakau dapat terehabilitasi melalui peranan partisipasif masyarakat desa. Peta desa hasil transek, peta hasil ini oleh masyarakat (Dimana hasil transek ini berupa peta sketsa kawasan yang berada di masyarakat dan peta transek ini sebagai data awal untuk pembagian zonasi kawasan). Draft rencana tata ruang mikro desa. Adanya pengurangan seminimal mungkin abrasi pantai melalui reboisasi kawasan dengan mangrove karena memiliki kemampuan untuk mengembangkan wilayahnya kearah laut dan merupakan salah satu peran penting mangrove nantinya. dan Data tentang keanekaragaman hayati dan etnobotani yang di lakukan oleh masyarakat.
3. Meningkatnya taraf hidup masyarakat Desa Sei Berombang
Untuk menaikkan taraf hidup sosial ekonomi nelayan sangat diperlukan perbaikan pengelolaan sumber daya hutan bakau karena mangrove berperan penting dalam siklus berbagai jenis ikan, udang dan moluska, sebab mangrove menyediakan perlindungan dan makanan berupa bahan – bahan organik yang masuk kedalam rantai makanan, dan adanya unit contoh pengelolaan jenis daun mangrove untuk dijadikan teh mangrove.