Peningkatan akses layanan energy dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro ( PLTMH ) berbasis masyarakat

Senin, 11 Maret 2013
 Peningkatan akses layanan energy dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro ( PLTMH ) berbasis masyarakat

Kabupaten Pak Pak Bharat

Sebagian wilayah Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara hingga kini masih mengalami krisis energi listrik, karena pasokan listrik dari Perusahaan Listrik Negara ( PLN ) yang masih sangat terbatas, kekurangan pasokan energi listrik ini, menyebabkan masih banyak desa di Kabupaten Pakpak Bharat yang belum terjangkau jaringan listrik PLN, suatu kondisi yang sangat ironis di tengah era globalisasi dan informasi saat ini, ternyata masih ada desa-desa yang belum memiliki jaringan listrik, di mana listrik saat ini telah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat, selain sandang dan pangan. Krisis pasokan energy maupun jaringan listrik yang belum menjangkau sejumlah Desa di Kabupaten Pakpak Bharat tentu tidak bisa dibiarkan terus berlarut. Dengan kondisi seperti ini, persoalan bagi anak usia sekolah tentu juga layak diperhatikan, karena bagaimana anak-anak usia sekolah dapat maju mengikuti perkembangan jaman, untuk fasiltas penerangan belajar saja kesulitan, karena di malam hari hanya memiliki lampu teplok ( lampu obor ).

Untuk meminimalisir masalah krisis listrik di Kabupaten Dairi tahun 2003 tersebut, upaya Pembangunan pembangkit listrik oleh masyarakat melalui pemanfaatan energy alternative yang ada dan mendukung di kawasan desa-desa yang belum terjangkau listrik PLN, menjadi sebuah usaha yang sangat mungkin untuk dilakukan. Desa Desa Mahala memiliki Lima Dusun meliputi Dusun Kuta Delleng, Kuta Nangka, Rahip, Lae Meang dan Ampeng. Jaringan PLN terdapat di Dusun Kuta Deleng yang merupakan Ibu Kota Desa, sisanya belum memiliki Jaringan Listrik, ini menjadi salah satu potret desa yang terabaikan, sementara desa tersebut termasuk dekat dengan Ibukota Kabupaten Pakpak Bharat yakni Kota Salak, tetapi hingga kini belum juga menikmati penerangan listrik. Dusun yang ada di kawasan Desa Mahala berada di daerah aliran sungai Singgabit, sehingga sangat memungkinkan untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hidro ( PLTMH ) yang merupakan pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya, langkah penggunaan sumber daya alam sebagai tenaga pembangkit energy alternative bagi kawasan tersebut secara berkelanjutan menjadi sangat memungkinkan. Upaya ini di harapkan dapat meningkatkan akses layanan energy modern bagi masyarakat dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan mengurangi efek gas rumah kaca dari sector energy.

Statement of Goals and Project Objective(s)
Statement of Goals
Maksud dari Program peningkatkan akses layanan energy dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro ( PLTMH ) berbasis masyarakat adalah :
1.) Membantu Pemerintah Daerah dan masyarakat masyarakat untuk mendapatkan akses layanan energy bersih dengan pembangunan PLTMH yang menggunakan teknologi energy bersih skala kecil sebagai langkah pengurangan subsidi listrik dan pengurangan emisi CO2 dari sector energy.
2.) Pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan PLTMH berbasis masyarakat sebagai sector swasta yang mengelola dan mendistribusikan energy bersih PLTMH

Objective(s)
Tujuan dari Program Peningkatkan akses layanan energy dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro ( PLTMH ) berbasis masyarakat adalah sebagai berikut :
1.) Membangun Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hidro ( PLTMH ) bagi masyarakat di tiga Dusun di Desa Mahala Kecamatan Tinada.
2.) Memberikan akses layanan energy bagi 78 KK yang belum mendapatkan layanan.
3.) Memberikan akses listrik bagi fasilitas umum seperti Mesjid dan Sekolah Dasar di tiga Dusun Sasaran program
4.) Membentuk UKM dari masyarakat sebagai penangung jawab dan pengelola PLMTH. Serta menjadi distributor layanan energy.
5.) Membuat system pemeliharaan dan berkelanjutan yang dilaksanakan oleh pihak UKM

Metodologi dan Pendekatan
Suluh Muda Indonesia (SMI) melalui program ICED ini akan melakukan beberapa pendekatan karena ada beberapa factor yang mempengaruhi program ini selain factor utama yaitu keterlibatan Pemerintah dan Instasi terkait yang berwenang dalam persoalan ini, tetapi pada tahapan ini ada factor yang tidak kalah pentingnya yaitu factor masyarakat. Dimana program ini menggunakan suatu pendekatan yang bertumpu pada pelibatan dan partisipasi masyarakat yang di rancang sedemikian rupa untuk melibatkan masyarakat secara langsung dan mendiskusikan kebutuhan mereka serta mencari solusi terhadap permasalahan yang mereka hadapi dan juga untuk keberlanjutan program yang dibentuk. Oleh karena itu ada beberapa pendekatan yang akan dilaksanakan meliputi:

a.) Pendekatan teknis
Program ini di fokuskan pada pelayanan akses layanan listrik bagi masyarakat pedesaan yang identik dengan keterbelangkan informasi, fasilitas layanan umum dan kemiskinan. Secara ekonomi, masyarakat ini juga mayoritas masuk kategori miskin. Mereka umumnya bekerja di sektor pertanian, dengan penghasilan yang pas-pasan, program ini merupakan bagian dari peningkatan akses layanan energy kepada 90 kk masyarakat pedesaan yang belum tersentuh sambungan listrik PLN.
SMI akan bekerja sama dengan UKM yang dibentuk dari masyarakat sebagai pengelola fasilitas dan peralatan dan instalasi energy tersebut.
Teknisi dari UKM akan mengikuti Pelatihan dan studi banding di lokasi yang memiliki pembangkit dan istalasi energy yang serupa.
Pendampingan UKM dalam kegiatan, baik uji coba pembangkit dan istalasi listrik maupun dalam pembuatan manual dan SOP pengelolaan pembangkit listrik dan instalasinya.

b.) Pendekatan Lingkungan
Pendekatan ini merupakan upaya bagi masyarakat untuk menemukan atau mengenali kebutuhan (need assessmen) dan permasalahan yang dihadapinya sebagai individu, kepala keluarga, dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan energi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan participatory rural apprasial (PRA).

c.) Pendekatan Manusia
Pendekatan ini merupakan upaya yang dilakukan untuk menyiapkan individu maupun masyarakat setempat terutama pemberdayaan peran ibu-ibu rumah tangga sebagai individu yang berkenaan langsung dengan masalah akses layanan energy. Metode yang digunakan adalah :
Comunication, yaitu upaya menciptakan dialog di kalangan masyarakat setempat yang bersifat dua arah sehingga masyarakat mau dan mampu mengenali kebutuhan serta menangani permasalahan yang dihadapi. Kegiatan yang dilakukan berupa Focus Group Discussion (FGD).
Information, yaitu upaya penyampaian informasi kepada masyarakat di lokasi setempat mengenai aspek teknis dan non teknis yang berkaitan dengan pembangunan dan pengelolaan prasarana pembangkit energy tenaga micro hidro.
Education, merupakan upaya yang dilakukan agar masyarakat mampu meningkatkan kualitas lingkungannya.

d.) Pendekatan Usaha Masyarakat
Pada tahap ini dilakukan pembentukan usaha masyarakat/UKM yang akan mengelola dan memelihara Pembangkit dan Instalasi listrik tenaga micro hidro, serta menjalankan system pengelolaan di masyarakat. Dimana dimulai dari memfasilitasi pembuatan UKM/KOPERASI, melakukan pelatihan kepada UKM, system distribusi dan Iuran pemeliharaan serta hal lainnya. UKM ini diharapkan dapat menjamin keberlangsungan (sustainability) pelaksanaan program ini.

Keberlanjutan
Pada program peningkatan akses layanan energy melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro ( PLTMH ) berbasis masyarakat ini akan dibangun strategi keberlanjutan yaitu :
a.) Sistem pengelolaan PLTMH ini dikelola oleh usaha kecil menengah
b.) Dilakukan pengutipan iuran untuk pengelolaan PLTMH ini sehingga akan berkelanjutan dan berpeluang untuk berkembang.
c.) UKM sebagai perpanjangan tangan PEMKAB ( PLN ) untuk melayani permasalahan kurangnya pasokan listrik di Kabupaten Pakpak Bharat.
d.) UKM sebagai pemeran utama dalam pengelolaan PLTMH ini
e.) UKM dan PEMKAB atau SMI akan mecari partner lain atau swasta untuk melalui pendanaan CSR untuk mereplikasi sistem pengelolaan PLTMH ini ditempat lain.

Sumber:


Lainnya

Kamis, 17 Oktober 2024

Pematangsiantar 17 Oktober 2024PENGUATAN NILAI-NILAI KODE ETIK PADA PENYELENGGARA PILKADA 2024Dalam kegiatan Rapat Kerja

Jumat, 04 Oktober 2024

Sedang Bedagai 04 Oktober 2024Perekrutan Pengawas TPS dan Pengawas KPPS Pada Pemuli Serentak 2024 Kabupaten Serdang Beda

Rabu, 18 September 2024

Samosir 18 September 2024.Penguatan Kapasitas Dan Soliditas Panwaslu Kecamatan Se-Kabupaten Samosir Dalam Rangka Pemilih

Selasa, 13 Agustus 2024

Kabupaten SamosirKementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Kemitraan Patnership dan Perkumpulan Suluh Mu

Kamis, 08 Agustus 2024

Simalungun 08 Agustus 2024Peningkatan Kapasitas Kesekretariatan Penyusunan Laporan Pertanggung Jawaban Keuangan Bagi Pan